Sabtu, 23 Mei 2020

Kesederhanaan Siswanto, Menggratiskan Dagangannya untuk Anak Yatim

Siswanto

Berapa keuntungan yang didapatkan oleh seorang pedagang es keliling? Yang pasti keuntungan yang didapatkannya tidak menyentuh angka jutaan. Mencapai nilai ratusan rupiah yang paling kecil pun sudah sangat disyukuri.

Seringkali, para pedagang kecil ini tidak berpikir tentang untung rugi. Yang penting mereka bisa mendapatkan penghasilan, uang diputar, dan dapur tetap mengebul. Masalah untung rugi bisa menyusul. Karena itulah tidak jarang mereka memberikan dagangan mereka secara cuma-cuma kepada yang membutuhkan.

Salah satunya adalah Siswanto. Sehari-harinya, Siswanto bekerja sebagai pedagang es cibuk keliling di daerah Pandegiling Surabaya. Es cibuk yang dijualnya merupakan sejenis es krim yang ditempatkan dalam satu wadah yang disebut dengan cibuk. Cibuk sendiri merupakan bahasa jawa yang berarti gayung. Es ini dijual dengan harga Rp1.000 per bungkusnya.

Meskipun harganya sangat murah, Siswanto tidak menambahkan campuran bahan berbahaya pada esnya. Sebagai pemanis, dia juga menggunakan gula asli, bukan pemanis buatan. Hal ini membuat dagangannya memiliki margin yang tipis.

Siswanto tidak jauh berbeda dengan pedagang lainnya. Setiap hari, Siswanto menjajakan es dagangannya kepada anak-anak kecil. Dia sering mangkal di sekolah. Es dagangannya banyak diserbu  karena harganya yang murah untuk kalangan anak kecil.

Yang membuatnya sedikit berbeda adalah spanduk di bagian belakang motornya. Di spanduk tersebut tertulis dengan tulisan besar-besar “ANAK YATIM GRATIS ES CIBUK GULA ASLI Rp1.000”. Ya, Siswanto menggratiskan dagangannya khusus untuk anak-anak yatim.

Ini merupakan bentuk kepeduliannya kepada anak-anak yatim yang ditemuinya. Siswanto ingin sedikit berbagi dari yang dimilikinya. Jika ada anak yang datang padanya dan mengaku sebagai anak yatim, dia akan memberikan esnya secara gratis kepada anak tersebut. Pria yang akrab disapa Pak Wanto ini juga tidak peduli apakah anak tersebut berkata jujur atau tidak. Yang penting baginya adalah dia memiliki niat baik untuk berbagi.

Dari jualan es cibuk ini, Siswanto mampu menghidupi istri dan anaknya yang masih SMA. Istrinya juga membantu penghasilan keluarga dengan berjualan di rumah. Meskipun hidupnya sangat sederhana, Siswanto tidak pernah hitung-hitungan untung rugi. Selama dia bisa membawa pulang uang yang cukup untuk hidup keluarganya, dia sudah merasa cukup.

Itulah Siswanto, pedagang es cibuk dari Surabaya. Dengan segala kesederhanaan yang dimilikinya, Pak Wanto masih mau berbagi kepada anak-anak yatim. Sesimpel berbagi es cibuk seharga Rp1.000, bisa membuat orang lain bahagia.

Kebaikan bisa dibagikan dengan cara yang sederhana. Anda pun sangat mungkin melakukan hal yang sama meskipun dengan cara yang berbeda. Pernahkah Anda terpikir bahwa Anda bisa berbagi kebaikan dengan memiliki Produk Asuransi Syariah?

Ya, Allianz mengakomodir kemungkinan tersebut. Dalam campaign Allianz yang bertajuk #AwaliDenganKebaikan, Anda bisa berbagi kebaikan kepada orang-orang yang membutuhkan dan sosok inspiratif seperti Pak Wanto hanya dengan memiliki produk asuransi dari Allianz. Sebagian dana asuransi yang anda setorkan akan digunakan untuk membiayai program sosial yang dijalankan oleh perusahaan Asuransi Syariah Indonesia ini.

Program sosial ini tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang membutuhkan, namun juga ditujukan kepada sosok-sosok inspiratif dalam kebaikan seperti pedagang es cibuk dari Surabaya, Pak Wanto. Semangat kebaikan yang dimiliki oleh mereka harus diapresiasi agar terus menyala dan tidak redup. Apresiasi ini sebagai bentuk dukungan kita atas kebaikan yang dibagikan oleh mereka.

Allianz menawarkan berbagi kebaikan melalui produk asuransi agar bukan hanya orang lain yang menerima manfaat dari kebaikan yang Anda bagikan, namun juga diri sendiri dan keluarga yang Anda cintai. Dengan produk asuransi ini ini, Anda bisa melindungi keluarga dari risiko kerugian finansial yang mungkin dialami sekaligus berbagi melalui program sosial.

Related Posts

Kesederhanaan Siswanto, Menggratiskan Dagangannya untuk Anak Yatim
4/ 5
Oleh