Bayi pada umumnya akan mengalami banyak perkembangan baik itu perkembangan fisik, gerakan, bahasa, pemikiran, serta emosi. Berbicara emosi, disini di perlukan peran yang sangat besar dari pendidik bayi itu sendiri akan pengetahuan menghandle emosi agar menjadi contoh yang baik bagi sang anak kelak.
Emosi pada dasarnya hal yang lumrah ada pada manusia, tapi masalah akan muncul ketika penempatan emosi tidak pada tempatnya. Layaknya bayi, mereka biasa hanya bisa mengungkapkan emosi melalui tawa serta tangisan. Pada saat ini, memberikan rasa tenang pada bayi dengan menggendong biasanya ampuh dalam mengatasi masalah ini. Lalu bagaimana dengan anak yang sudah menginjak usia diatas 2 tahun, dimana rasa ingin tahunya, egosentris serta mulai berkembang? Apakah sama hanya dengan menggendong? Atau dengan cara lain? Berikut adalah beberapa tips cara mengendalikan emosi pada anak.
Cari sumber asal pemicu emosi si anak
Emosi pada anak dasarnya ada 2, yakni marah serta sedih. Sedih adalah dimana keadaan sang anak merasakan gejolak emosi ketika kehilangan barang kesayangannya, sedangkan marah adalah keadaan dimana keinginan dari si anak tidak terpenuhi lalu diluapkan dengan tindakan yang merugikan misal melempar maianan.
Identifikasi terlebih dahulu sumber apa yang memicu emosi si kecil meluap, ajarkan mereka untuk mengungkapkan emosi dan jangan di pendam. Sebagai contoh, ketika anak kehilangan mainan kesayangannya, ajarkan anak untuk tenang terlebih dahulu dengan menyuruh duduk ketika dia berdiri, lalu coba tarik nafas terlebih dahulu. Ketika anak sudah jauh lebih tenang, maka suruh mereka mengungkapkan apa yang mereka rasakan, lalu berikan solusinya.
Tunjukan bahwa ibu juga merasakan apa yang dirasakan si anak
Anak yang masih kecil mayoritas memiliki kendala secara verbal. Sehingga ketika mereka ingin meluapkan emosi biasa dengan berteriak, menendang, menangis, sampai memukul. Pada saat anak dalam kondisi seperti ini menyuruh anak untuk tetap tenang merupakan kunci. Dengarkan apa keluh kesahnya dengan menatap dalam matanya agar mereka tahu bahwa si ibu berempati terhadap mereka. Jika anak merasakan empati dari pengasuhnya maka dia akan mudah membuka hati untuk meluapkan isi kegundahan hatinya.
Ajarkan anak tetap tenang
Emosi pada dasarnya merupakan bentuk frustasi seseorang akan keadaan yang dia tidak mampu kuasai. Kemampuan untuk tetap tenang pada saat ini merupakan kunci dalam mengontrol emosi. Pada anak, salah satu cara agar anak bisa tenang ketika emosinya meluap adalah dengan memberinya segelas air, menarik nafas, serta jika mandi jika di perlukan.
Diperlukan stok sabar serta waktu yang unlimited dari pengasuhnya pada tahap ini. Trial and error biasanya akan terjadi pada saat ini. Jika si pengasuh yang sudah mulai tidak bisa mengotrol emosi, maka ambil langkah penenang, misalnya berdiam diri sampai emosi mereda. Jangan sampai si pengasuh menyuruh tenang tapi dengan cara yang sebaliknya.
Apresiasi hal kecil
Keterbukaan antara anak dan pengasuhnya akan sangat ditentukan dari perasaan seberapa dihargainya si anak dengan pengasuhnya. Penghargaan pada anak bisa dimulai dari hal kecil, misalnya ketika anak diminta tolong untuk mengambilkan segelas air putih untuk diminum. Meskipun banyak air yang tumpah, tapi tetap puji mereka karena mereka telah menunutaskan tugas yang di beri pengasuh meski tidak sempurna.
Masih banyak tips lain yang tidak bisa dijabarkan satu per satu mengenai parenting ini. Kesabaran yang tidak terbatas sangat di perlukan pada masa tersebut. jadilah tauladan yang baik bagi si anak karena ketika besar nanti mereka akan mengingat anda sebagai contoh yang bisa dijadikan pegangan.