Kamis, 26 September 2019

Dears Vapers, Ini Dia 4 Mitos Vape yang Harus Kamu Ketahui!

Mitos Vape
Sumber : suara.com

Saat ini popularitas rokok vape sedang naik daun di berbagai belahan dunia terutama Indonesia. Di Amerika Serikat sendiri menurut data yang diperoleh dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) jumlah pengguna vape mencapai sembilan juta orang dan bahkan lebih. Sedangkan untuk di bagian Eropa diperkirakan pengguna vape mencapai angka 20,8 juta orang.
 
Sumber : acehimage.com
Kenapa bisa lebih tinggi daripada perokok tembakau? Karena para pengguna dapat mengklaim bahwa vape ini merupakan langkah alternatif yang lebih sehat daripada rokok tembakau. Selain itu mereka juga berpendapat bahwa dengan asap aroma wangi yang dikeluarkannya tidak akan menggmaanggu orang disekitar.

Tapi kenyataannya masih banyak saja miss-informasi tentang rokok elektrik. Sebab para pengguna vape ini banyak yang menolak kalau di balik rokok elektrik ini tak ada bahayanya. Sedangkan banyak juga orang yang percaya bahwa bahaya vaping tak jauh berbeda dengan rokok biasa. Lalu pernyataan mana sih yang benar? Nah, daripada bingung-bingung sebaiknya kita bahas saja mitos mengenai vape di artikel ini!

1. Vape sama sekali tidak mengandung nikotin

 
Sumber : hipwee.com

Bagi para penikmat vape, mereka mengatakan bahwa rokok elektrik ini sama sekali tidak mengandung nikotin maupun jenis zat lain di dalamnya. Tetapi pernyataan tersebut salah besar. Meskipun rokok elektrik ini berbeda dengan rokok biasa, tetapi keduanya sama-sama mengeluarkan asap yang dihasilkan oleh pembakaran zat tersebut, jadi sama saja vape mengandung nikotin walaupun jumlahnya tak sebanyak rokok biasa. Dalam dunia vape banyaknya nikotin memiliki satuan mg/ml, maka semakin banyaknya angka satuan tersebut bisa dikatakan semakin tinggi juga konsentrasi zat berbahaya di dalamnya.

2. Uap pada vape murni dan tak berbahaya
 
Uap pada vape murni
Sumber : bolastylo.bolasport.com
CDC mengatakan bahwa data yang diambilnya merupakan cairan vape yang dihisap mengandung propilen glikol, nikotin, logam berat, zat perasa, zat penyebab kanker (zat karsinogenik) hingga zat-zat berbahaya tambahan lainnya.

3. Menjadi pilihan alternatif untuk berhenti merokok

 
Rokok vape
Sumber : halodoc.com
Rokok vape diklaim menjadi salah satu jalur alternatif untuk berhenti merokok dan tak hanya satu orang saja yang beranggapan melainkan banyak orang. Sebenarnya pernyataan tersebut masih ambigu dan itu semua sudah dibuktikan oleh studi yang mendalami pendapat tersebut.

Kenyataannya banyak vaping yang masih sering merokok, jadi bisa disimpulkan bahwa vaping tak dapat menghentikan perokok aktif melainkan dapat mengurangi. Anggapan berhenti merokok itu juga menghindari tubuh dari konsumsi nikotin, tetapi dengan beralih ke vape akan sama saja, karena masih mengandung nikotin meskipun tak sebanyak rokok biasa.

4. Bagi orang lain dan lingkungan vape tak menghasilkan asap yang berbahaya
 
vape tak menghasilkan asap yang berbahaya
Sumber : resepkesehatalami.blogspot.com
Rokok elektrik ini diklaim bahwa bisa digunakan dimana saja karena asap yang diproduksinya tidak berbahaya dan ini menjadi salah satu point yang mereka tawarkan.  Hal tersebut tidak bisa dikatakan benar atau salah, sebab vaping pasif atau orang yang menghirup uap dari vape ini ternyata tak seburuk dengan perokok pasif.

Memang sih level zat toksik pada uap vape lebih kecil daripada rokok tembakau, tapi tetap saja uap tadi mengandung partikel logam berat serta zat perasa yang bisa berdampak buruk bagi paru-paru seseorang.

Menggunakan vape nggak akan menghindarkan kita dari bahaya. Memang sih bahayanya tak lebih dari merokok, tetapi jika kamu melakukannya dalam intensitas tinggi, efeknya akan sama saja dengan merokok. Jadi, kamu perlu mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan serta orang-orang terdekatmu.

Related Posts

Dears Vapers, Ini Dia 4 Mitos Vape yang Harus Kamu Ketahui!
4/ 5
Oleh